Thursday, 30 October 2014

Fenomena Dan Perubahan Sosial Yang Terjadi Pada Masyarakat

Fenomena Perubahan Sosial dalam Masyarakat. Pada umumnya masyarakat di dunia ini dalam kehidupannya dipastikan akan mengalami Perubahan Sosial. Perubahan ini terjadi dalam suatu proses yang terus-menerus, namun Perubahan Sosial antar masyarakat tidak selalu sama. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor eksternal maupun internal dalam sebuah tatanan sistem sosialnya.  


  • 1. Pengertian Perubahan Sosial

Beberapa sosiolog mengartikan definisi Perubahan Sosial adalah segala perubahan yang terjadi dalam suatu masyarakat yang tercakup atas aspek-aspek dari suatu masyarakat, ataupun terjadinya suatu perubahan dari faktor lingkungan karena perubahan komposisi penduduk, kondisi geografis, serta perubahan sistem hubungan sosial, maupun terjadinya suatu perubahan pada lembaga kemasyarakatannya.
  • 2. Bentuk Perubahan Sosial

Perubahan Sosial bisa dibedakan memjadi beberapa bentuk, diantaranya ;
  • Perubahan Cepat dan Perubahan Lambat
Perubahan sosial yang berlangsung cepat, pada umumnya disebut revolusi. Hal yang utama dari revolusi yaitu terdapatnya suatu perubahan yang terjadi secara cepat, selain itu perubahan tersebut juga menyangkut dasar-dasar pokok dari kehidupan manusia. Perubahan yang terjadi secara revolusi bisa direncana­kan maupun tidak direncanakan. Perubahan secara revolusi, sebetulnya kecepatan berlangsungnya suatu perubahan adalah relatif, disebabkan ada suatu revolusi yang berlangsung lama. Misalnya, Revolusi Industri di negara Inggris yaitu perubahan­-perubahan yang terjadi dari suatu proses produksi tanpa penggunaan mesin, hingga proses produksi memakai mesin. Perubahan ini diduga merupakan perubahan yang cepat, karena merubah pokok kehidupan masyarakat, yaitu adanya suatu sistem hubungan antara buruh dan majikan.
Sedangkan Perubahan Sosial yang bersifat lambat atau lama sering disebut dengan evolusi. Perubahan secara evolusi biasanya terjadi tanpa adanya rencana terlebih dulu. Evolusi pada umumnya terjadi dikarenakan usaha-usaha masyarakat untuk beradaptasi dengan kepentingan-kepentingan, keadaan-keadaan, dan kondisi-kondisi baru yang tumbuh seiring dengan pertumbuhan masyarakat. Rangkaian perubahan-perubanan itu tidak perlu sejalan dengan serangkaian peristiwa-peristiwa pada sejarah masyarakat yang bersangkutan.
  • Perubahan Besar dan Perubahan Kecil
Perubahan sosial yang besar pada dasarnya adalah perubahan yang bisa membawa pengaruh yang besar bagi masyarakat. Misal, terjadinya proses industrialisasi pada masyarakat yang masih agraris. Di sini lembaga-lembaga kemasyarakatan akan terkena pengaruhnya, yakni hubungan kerja, sistem pemilikan tanah, klasifikasi masyarakat, dan yang lainnya.
  • Perubahan Direncanakan Dan Tidak Direncanakan
Perubahan yang direncanakan yaitu perubahan yang terjadi di dalam masyarakat, yang telah direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang mengiinginkan adanya perubahan. Pihak yang menginginkan adanya perubahan itu disebut Idengan agent of change atau agen pembaharu. Agent of change, adalah seorang atau sekelompok orang yang memimpin masyarakat dalam merubah sistem sosial yang ada. Tentunya agent of change ini sudah mendapatkan kepercayaan dari masyarakat untuk memimpin adanya suatu perubahan. Agent of change selalu mengawasi jalannya perubahan yang dikehendaki atau direncanakan itu.
Sedangkan perubahan sosial yang tidak direncanakan adalah terjadinya perubahan-perubahan yang tidak direncanakan atau dikehendaki, dan terjadi diluar pengawasan masyarakat dan dapat menimbulkan akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan masya­rakat. Misalnya, terjadinya musim kemarau yang berkepanjangan dan berakibat sulitnya mendapatkan penghasilan yang cukup hingga membuat banyak anggota masyarakat nekat melakukan tindakan-tindakan kriminal, hanya agar dapat memenuhi kelangsungan hidupnya.
  • 3. Faktor Penyebab Terjadinya Perubahan Sosial

Perubahan sosial terjadi karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor­ faktor tersebut berasal dari dalam maupun dari luar masyarakat itu sendiri. Faktor penyebab yang berasal dari dalam meliputi ;
  • Bertambah atau berkurangnya penduduk
Terjadinya pertambahan penduduk yang amat cepat akan mengakibatkan perubahan dalam struktur masyarakat, khususnya dalam lembaga kemasyarakatan­ nya. Contoh, orang akan mengenal hak milik atas tanah, mengenal sistem bagi hasil, dan yang lainnya, dimana sebelumnya tidak pernah mengenal.
Sedangkan berkurangnya jumlah penduduk akan berakibat terjadinya kekosong­ an baik di dalam pembagian kerja, maupun stratifikasi sosial, hal tersebut akan mempengaruhi lembaga-lernbaga kemasyarakatan yang ada.
  • Penemuan-penemuan baru
Suatu proses sosial dan kebudayaan yang besar, tetapi terjadi dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama, adalah inovasi. Proses tersebut meliputi suatu penemuan barn, jalannya unsur kebudayaan baru yang tersebar ke lain-lain bagian masyarakat, dan cara-cara unsur kebudayaan baru tadi diterirna, dipelajari dan akhirnya dipakai dalam masyarakat yang bersangkutan. penemuan barn sebagai akibat terjadi­ nya perubahan-perubahan dapat dibedakan dalam pengertian discovery dan invention. Discovery adalah penemuan unsur kebudayaan yang barn, baik berupa alat, ataupun yang berupa gagasan yang diciptakan oleh seorang individu atau serangkaian ciptaan individu para individu. Discovery akan menjadi invention, jika masyarakat sudah mengakui, menerirna serta menerapkan penemuan baru tersebut.
  • Pertentangan (Conflict) masyarakat
Pertentangan ini bisa terjadi antara individu dengan kelompok ataupun antara kelompok dengan kelompok. Misalnya, pertentangan antara generasi muda dengan generasi tua. Generasi muda pada umumnya lebih senang menerima unsur-unsur kebudayaan asing, dan sebaJiknyagenerasi tua tidak menyenangi hal tersebut. Keadaan seperti ini pasti akan mengakibatkan perubahan di dalam masyarakat.
  • Terjadinya Pemberontakan atau Revolusi
Revolusi yang terjadi pada suatu masyarakat akan membawa akibat berubahnya segala tata cara yang berlaku pada lembaga-Iembaga kemasyarakatannya. Biasanya hal ini diakibatkan karena adanya kebijaksanaan atau ide-ide yang berbeda.
Sedangkan faktor penyebab terjadinya perubahan sosial yang berasal dari luar masyarakat, meliputi:
  • Lingkungan alam fisik yang ada disekitar manusia
Adanya bencana alam pada suatu masyarakat, akan dapat berakibat masyarak tersebut dengan sangat terpaksa pindah ke tempat yang lain. Adanya perpindahan k tempat yang barn, membuat masyarakat itu berusaha beradaptasi dengan lingkungt annya yang barn tersebut. Tentunya hal ini akan berakibat pula berubahnya lembaga sosial yang telah ada. Misalnya, sebelum terjadi bencana mereka tinggal di pinggir pantai, dan mata pencahariannya adalah sebagai nelayan, kemudian pindah kedaerah pertanian. Merekapun terpaksa belajar bertani, jelas hal ini memerlukan suatu adaptasi. Dengan demikian Jembagasosial yang ada pada masyarakat tersebut juga berubah karena dari masyarakat nelayan, menjadi masyarakat yang menekuni bidang per­tanian.
  • Terjadinya Perang
Terjadinya perang antar suku ataupun negara akan berakibat munculnya perubahan-perubahan, pada suku atau negara yang kalah. Pada umumnya mereka yani menang akan memaksakan kebiasaan-kebiasaan yang biasa dilakukan oleh masyrakatnya, ataupun kebudayaan yang dimilikinya kepada suku atau negara yan mengalami kekalahan. Contohnya, Jepang yang kalah perang dalam Perang Dunia I masyarakatnya mengalami perubahan-perubahan yang sangat berarti.
  • Pengaruh kebudayaan asing
  • Adanya pengaruh kebudayaan asing ini akan dapat mempengaruhi terjadiny perubahan-perubahan pada masyarakat yang kena pengaruhnya. Terdapatnya hubungan secara fisik antara kebudayaan dua masyarakat akan mengakibatkan pengaru timbal-balik. Jadi biasanya setiap kebudayaan masyarakat akan mempengaru masyarakat lainnya, tetapi juga dapat menerima pengaruh kebudayaan dari masyarakat yang lain pula. Adanya proses penerimaan pengaruh kebudayaan asing ini disebut dengan akulturasi. 
Contoh-Contoh Fenomena Sosial : 


1. Kepadatan Penduduk
Perkotaan di Indonesia, tak lagi terbatas sebagai pusat pemukiman masyarakat. Kini kota juga berfungsi sebagai pusat pemerintahan,sentral hirarki, dan pusat pertumbuhan ekonomi. Data menunjukkan, terdapat peningkatan peranan perkotaan terhadap pertumbuhan nasional yang cukup signifikan. Pada awal Pelita I, peranan kota terhadap pertumbuhan ekonomi nasional tercatat 50%, namun pada Pelita V, peranan kota terhadap pertumbuhan telah mencapai 70% (National Urban Development Strategy, 2001). Pertumbuhan tersebut membawa dampak yang besar bagi kota itu sendiri. Dari sisi penduduk misalnya, terdapat pertumbuhan jumlah penduduk yang besar dari tahun ke tahun. Pada tahun 1990, jumlah penduduk perkotaan di Indonesia mencapai 31,1%, sementara pada 1995 mencapai 35,9% dari jumlah penduduk Indonesia. Berdasarkan proyeksi National Urban Development Strategy, jumlah penduduk perkotaan pada tahun 2003 mencapai 55,3% dari penduduk Indonesia. Di lain pihak, penduduk pedesaan pada 1990,mencapai 68,9% pada 1995 mencapai 64,4% dan pada 2003 penduduk pedesaan mencapai kurang dari 45% dari jumlah penduduk Indonesia.

2. Kriminalitas
Kejahatan atau kriminalitas berkembang sangat pesat, baik secara jumlah ataupun jenisnya.Kejahatan tersebut berkembang seiring dengan kemajuan zaman, terutama terjadi di negara-negara yang sedang berkembang. Perkotaan merupakan pusat dari tindak kejahatan atau kriminalitas, hal itu terjadi karena di perkotaan sering terjadi persaingan yang ketat bahkan tidak sehat. Kriminalitas di perkotaan berkembang sejalan dengan bertambahnya penduduk, pembangunan, modernisasi dan urbanisasi. Dengan demikian dikatakan bahwa perkembangan kota selalu disertai dengan perkembangan kwalitas dan kwantitas kriminalitas. Akibatnya perkembangan keadaan itu
menimbulkan keresahan masyarakat dan pemerintahan dikota tersebut. Tindak kriminal (property traditional crime) banyak terjadi pada lokasi dengan ciri
  •   Ketidakseimbangan antara konsentrasi modernisasi dan kekuatan-kekuatan ekonomi pada wilayah perkotaan dengan keterbelakangan populasi pedesaan
  •   Ketidakseimbangan antara pertambahan penduduk dengan dengan kemampuan ekonomi untuk menciptakan lapangan kerja
  •   Ketidakseimbangan antara tuntutan-tuntutan sistem ekonomi dengan perkembangan keterampilan-keterampilan
  •   Ketidakseimbangan antara tuntutan-tuntutan sistem ekonomi dengan perkembangan keterampilan-keterampilan
  •   Perubahan dalam nilai-nilai yang menolak penerimaan fatalistik atas kondisi-kondisi kemiskinan yang secara tradisional dimiliki oleh masyarakat.
3. Kecelakaan Lalu Lintas
Kecelakaan Lalu Lintas dan Masalah Perkotaan jauh sebelum kendaraan bermotor ditemukan, kecelakaan di jalan hanya melibatkan kereta, hewan, dan manusia. Kecelakaan lalu lintas menjadi meningkat secara eksponensial ketika ditemukan berbagai jenis kendaraan bermotor. Masyarakat perlu diberi pilihan untuk berjalan kaki, menggunakan sepeda, dan transportasi umum dibandingkan dengan menggunakan kendaraan pribadi.
Pengurangan jumlah kendaraan bermotor, khususnya di sejumlah tempat di mana pengguna jalan berisiko mudah terkena kecelakaan, akan mengurangi kemungkinan kecelakaan itu sendiri. Tanpa adanya upaya-upaya pengamanan yang baru, semua pengguna jalan sangat mungkin terkena risiko kecelakaan seiring dengan meningkatnya lalu lintas kendaraan. Upaya-upaya keselamatan baru itu terutama dilakukan karena makin banyaknya jenis kendaraan bermotor, kebutuhan perjalanan dengan kecepatan tinggi, dan perlunya pembagian pemakai jalan baik untuk pejalan kaki, pengendara sepeda motor, dan juga kendaraan lainnya.
Untuk mengurangi risiko terjadi kecelakaan, tidak mungkin dilakukan dengan cara mengurangi keinginan untuk melakukan perjalanan. Sesuatu yang mungkin adalah mengurangi lama dan intensitas kemungkinan para pengguna jalan raya terkena risiko kecelakaan.

4. Anak Jalanan
Sebagian anak jalanan berasal dari keluarga miskin. Bayak di antara mereka yang di paksa untuk mencari uang, mengisi kekurangan ekonomi. Seringkali bukan penghargaan atau kasih sayang yang mereka peroleh ketika kembali dari “ladang” melainkan tinju dan tendangan dari pihak orang tua, apalagi jika kebmbali ke rumah tanpa pendapatan. Banyak pula diantara anak-anak jalanan berasal dari keluarga yang tidak harmonis. Mereka memang tidak bekerja, tetapi menjadi sasaran kekerasan dari orang dewasa. Kondisi di keluarga mendorong anak-anak untuk memutuskan hubungan dengan keluarga dan hidup di jalanan. Akar permasalahan tersebut dapat dilihat dari latar belakang dan status sosial anak jalanan yang pada umumnya berasal dari kelas ekonomi lemah. Dan dilingkungannya sendiri terdapat penindasan sehingga mereka tidak dapat berkembang seperti anak pada umumnya. Oleh karena itu, program jangka panjang terhadapa anak jalanan tidak dapat dilepaskan dari upaya mengatasi masalah kemiskinan yang melingkupi kehidupan anak jalanan.

Sumber :
https://www.sipendik.com/fenomena-perubahan-sosial-dalam-masyarakat/
http://pramitadf.wordpress.com/2011/09/21/fenomena-sosial-di-perkotaan/

0 komentar:

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html