Menonton Anime Seperti Anak Kecil, Benarkah Seperti Itu??

Sejatinya menonton adalah kegiatan yang mengasikkan dan sudah menjadi hiburan dikala kita sedang sedih,senang ataupun jenuh dengan begitu rasanya bisa hilang seketika. lanjut dengan permasalahan yang akan saya bahas mengenai menonton anime itu seperti anak kecil, sepertinya mindset itu harus dibuang jauh-jauh diera yang serba maju ini dan yang mengejutkan dari anime buatan asal jepang ini adalah membuat saya bener-bener kagum akan kehebatan mereka membuat genre yang tidak bisa dan antimainstream seperti halnya melihat series-series yang ada di HBO ataupun seperti menonton film hollywood sangat berkelas dan keren tetapi dalam bentuk animasi. yang mengejutkan adalah ketika saya menonton anime yang belum lama rilis ternyata cerita memang dikhususkan untuk remaja ataupun dewasa dalam arti kata bukan yang berbau pornografi, dan tidak sangat cocok untuk anak-anak dibawah umur sekalipun. ya mungkin seiring perkembangan zaman anime ini selalu beinovasi ditambah lagi dengan kompetitornya yaitu korea selatan dengan webtoonnya yang sekarang sedang sangat digandrungi anak-anak muda masa kini dan mereka pun sadar akhirnya mereka membuat genre yang tidak bisa. tak hanya itu, sepakbola jepang dengan j-league-nya pun promosi lewat anime "Detective Conan The Eleventh Striker" benar-benar sangat mengejutkan, JFA pun yakin kalau promosi lewat anime pasti akan dilihat orang diseluruh dunia.

Memimpikan industri hiburan seperti jepang dengan animenya yang sangat sukses didunia, mungkin rasanya sulit jika diterapkan di Indonesia karena sebagian mereka animasi yang disudah ada distasiun televisi indonesia dikhususkan anak-anak kecil saja dan ada sebagian mereka bila kalau animasi tayang ditelevisi tidak menjual alias si stasiun tv tersebut rugi besar karena tidak ada sponsor yang masuk dan yang diutamakan kebanyakan stasiun tv di indonesia adalah rating dan rating ditambah lagi dengan aturan KPI yang sangat ketat sekali, mungkin masuk akal juga contoh saja kasus animasi Battle Of Surabaya ditolak mentah-mentah oleh beberapa stasiun tv indonesia, dan akhirnya begitu masuk bioskop malah masuk deretan box office indonesia dan disney pun sampai tertarik dengan Battle Of Surabaya karya anak bangsa ini. dan pada akhirnya para animator indonesia pun bekerja untuk negara orang lain benar-benar sangat disayangkan, dijepang saja tayangan anime ini ditempatkan pada jam-jam primetime karena stasiun tv disana sangat mendukung sekali animasi ini sedangkan di Indonesia kebanyakan sinetron-sinetron yang tidak jelas dan tidak mendidik dan rasanya bikin muak kita pun dipaksa untuk berlangganan tv kabel hanya untuk menonton tayangan yang berkualitas. ironi dibangsa ini adalah tidak mendukung anak bangsa dan potensinya malah dibunuh inilah penyebab mereka banyak yang pergi keluar negeri karena tidak ada dukungan dan berganti kewarganegaraan.   

Anime tak melulu tentang anak kecil tetapi dari kecil lah kita sudah terbisa menonton seperti ini mungkin hampir seluruh anak-anak tahun 90an pernah menonton samurai x, salilormoon, dragon ball, saint saiya, dll dan semuanya itu dari jepang, hampir rata-rata mereka mereka senang dengan tontonan seperti itu hingga mereka menyukai anime hingga sekarang dan pada akhirnya indonesia pun sudah ketinggalan dalam animasi dari jepang. bukannya bersikap tidak nasionalisme tapi potensi yang dimiliki indonesia itu sangat besar dibandingkan dengan negara-negara lain, tetapi faktanya adalah memang seperti itu. semoga bisa menggugah kalian-kalian semua yang membacanya agar bisa menghargai karya-karya anak bangsa.